Thursday, March 15, 2018

BI PASTIKAN NAIKNYA RUPIAH TERHADAP DOLAR TIDAK AKAN SAMPAI 15.000

BI PASTIKAN NAIKNYA RUPIAH TERHADAP DOLAR TIDAK AKAN SAMPAI 15.000


Bank Indonesia (BI) tidak melihat bahwa akan ada risiko melemahnya uang rupiah menjadi 15.000 terhadap pembelian dolar AS seperti yang diperkirakan oleh lembaga Standard & Poor (S & P) Global Ratings.

"Kami tidak melihat adanya risiko dari sisi nilai tukar Rupiah jika kita mempertimbangkan kondisi fundamental ekonomi saat ini," kata Kepala Departemen Pengelolaan BI di Doddy Zulverdi, Jakarta, Rabu, seperti dilansir kompas.com.

Sebelumnya, analis utama S & P untuk Indonesia dan Malaysia Xavier Jean menekankan bahwa depresiasi rupiah terhadap Rp 15.000 per dolar AS adalah level yang harus diperhatikan. "Investor merasa bahwa Rp 15.000 adalah tingkat psikologis di luar yang mereka tidak dapat terus beroperasi," tambahnya.

Dari sisi domestik, kondisi makro ekonomi Indonesia cukup kuat untuk mendukung rupiah terhadap dolar AS, kata Doddy.

Dia mengatakan, bank sentral telah melihat tren penguatan rupiah minggu ini.

Dia mengatakan fluktuasi rupiah baru-baru ini disebabkan oleh faktor eksternal, terutama perkiraan bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga dana untuk keempat kalinya.

Namun, imbuhnya, sentimen global mulai mereda, membantu nilai tukar rupiah menguat.

Dinamika politik global Presiden Donald Trump yang ingin bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un juga menambahkan sentimen positif terhadap rupiah.

"Jika [pertemuan] terjadi, maka akan membantu meringankan tekanan terhadap rupiah," Doddy menambahkan.