Monday, February 19, 2018

PRIA ASIA LEBIH MALES LAKUKAN 'FOREPLAY' KETIMBANG PRIA BARAT

PRIA ASIA LEBIH MALES LAKUKAN 'FOREPLAY' KETIMBANG PRIA BARAT

PRIA ASIA LEBIH MALES LAKUKAN 'FOREPLAY' KETIMBANG PRIA BARAT
Foreplay membantu hubungan Seks semakin Puas dan Tahan Lama. 
MARINA118 - Apa yang dipikirkan pada benak saat mendengar kata 'foreplay'? Memang benar foreplay jadi sesi 'pembuka' sebelum pasangan memasuki sesi utama yakni penetrasi. Sesi ini sebenarnya sama pentingnya dengan sesi utama, sebab foreplay membuat perempuan siap untuk menerima penetrasi. Akan tetapi yang jadi persoalan, laki-laki Asia termasuk Indonesia, jarang melakukan foreplay. Menurut sebuah studi, laki-laki Asia rata-rata melakukan foreplay sekitar 14,8 menit, sedangkan laki-laki Barat rata-rata bisa 16,9 menit.

Padahal menurut Pierre Frederick, Deputy GM Consumer Healthcare PT. DKT International, jarang foreplay bisa mengakibatkan kekeringan pada vagina sehingga penetrasi bisa meninggalkan rasa sakit, nyeri bahkan luka. Orang Indonesia itu suka tergesa-gesa, buru-buru makanya melupakan foreplay, padahal pasangan belum siap, ucapnya saat peluncuran varian baru Fiesta di Fat Shogun, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. 

Dibanding laki-laki Barat, mengapa laki-laki Indonesia jarang foreplay? Ditemui di kesempatan serupa, Elizabeth Santosa, psikolog sekaligus sexpert menjelaskan hal ini lebih disebabkan pada perbedaan kultur antara Asia dan Barat. Mengapa laki-laki Barat lebih suka foreplay? Foreplay itu kan seduction, ungkapan rasa sayang yang bisa terwujud dalam ciuman, pelukan, dan itu dilakukan di kamar, bukan di restoran atau tempat umum, itu tabu. Sedangkan di Barat bisa, terang perempuan yang akrab disapa Lizzy ini. 

PRIA ASIA LEBIH MALES LAKUKAN 'FOREPLAY' KETIMBANG PRIA BARAT

Menurutnya, foreplay itu dimulai sejak sebelum pasangan masuk kamar. Foreplay tak hanya sentuhan fisik, tapi juga bisa melalui bisikan kata-kata manis atau aroma yang menggoda. Foreplay di luar kamar itu tabu, berbeda dengan salah satu kota di Eropa, Paris yang diberi julukan 'City of Love'. Di sana ekspresi apapun itu dihargai termasuk ekspresi cinta, tuturnya.