Otopsi Mengungkap Demonstrasi Siswa Tewas Putaran Langsung di Kendari
Otopsi yang dilakukan oleh tim forensik Rumah Sakit Abunawas mengungkapkan bahwa Randi, seorang mahasiswa Universitas Halu Oleo, meninggal karena luka tembak di dada kanan atas selama protes di gedung Dewan Legislatif Sulawesi Tenggara (DPRD) Sulawesi Tenggara pada Kamis sore, 26 September.
Pria 22 tahun itu menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit beberapa menit setelah ia ditemukan pingsan di tempat demonstrasi.
Ketua tim forensik Raja Al Fatih Widya Iswara membenarkan bahwa siswa itu ditembak dengan peluru langsung dari bawah ketiak kirinya ke dada kanan atas.
"Peluru menghantam ketiak kiri dan melewati paru-paru kanan dan kiri, pembuluh darah, dan bagian mediastinum, yang merupakan organ antara rongga paru kanan dan kiri," kata Raja Al Fatih hari ini, 27 September, di Rumah Sakit Abunawas.
Menurut Raja, meskipun tidak ada proyektil yang ditemukan, otopsi menunjukkan lubang proyektil peluru di bawah ketiak korban berdiameter 0,9 sentimeter, sementara di dada kanannya berdiameter 2,1 sentimeter.
Otopsi dimulai pukul 10.30 malam. pada hari Kamis dan berakhir pada Jumat pagi, 27 September, sekitar jam 02.30 pagi. Setelah pemeriksaan tubuh, tubuh Randy segera dibawa ke kota asalnya di Desa Lakarinta, Distrik Lohia, Kabupaten Muna.
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara Brigjen. Jenderal Iriyanto membenarkan hari ini Randi ditembak mati dengan peluru hidup tetapi masih tidak yakin apakah peluru itu milik personil polisi karena tidak ada proyektil yang ditemukan di tubuh korban.