KEMBALI LAHAN GAMBUT DI RIAU TERBAKAR PENYEBAB POLUSI UDARA SUMATRA
Kualitas udara di Kabupaten Dumai, Riau telah memburuk,
dengan indeks kualitas udara terbaru menunjukkan tingkat polusi sedang akibat
kebakaran baru-baru ini di sekitar lahan gambut, kata seorang pejabat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Dumai (BPBD) Tengku
Ismed mengatakan partikel polutan di udara telah meningkat.
"Tingkat PSI mencapai 43," kata Tengku pada hari
Rabu, mengacu pada indeks standar polutan. Dia menambahkan bahwa level tersebut
berada di posisi 27 pada 15 Februari.
Tengku mengatakan, kebakaran tersebut telah mempengaruhi
lahan di Dumai Barat, Dumai Selatan, Dumai Timur, Sungai Sembilan, Bukit Kapur
dan Medang Kampai.
Tengku mengatakan agensinya akan mengambil tindakan untuk
mencegah kualitas udara memburuk.
"Kami tidak menginginkan polusi udara mengganggu dua
peristiwa besar: Asian Games dan pemilihan daerah," katanya.
Dumai terletak hampir 1.000 kilometer dari Palembang, ibu
kota Sumatera Selatan, yang akan menaiki acara olahraga empat bulanan pada
bulan Agustus. Riau juga akan menggelar pemilihan daerah pada bulan Juni.
Tengku mengklaim bahwa kebakaran tahun ini kurang parah
dibanding tahun 2015 dan 2016, ketika kebakaran menghancurkan daerah-daerah
yang luas. Pada 2017, agensi melaporkan bahwa kebakaran tersebut mempengaruhi
64 hektar.
Tengku disebabkan penyebab kebakaran pada musim kemarau. Sementara itu, Kepala BPBD Riau Edwar Sanger mengatakan,
kualitas udara yang memburuk juga dilaporkan di kabupaten-kabupaten lain di
provinsi tersebut, seperti Rokan Hilir dan Kampar.
Pada hari Rabu pagi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika Riau (BMKG) melihat tiga titik panas di Bengkalis, Rokan Hilir dan
Siak. "Hujan membantu kami memadamkan api," kata Slamet
Riyadi dari BMKG Riau.